Senin, 11 April 2011

Apakah Anak yang Mengalami Gangguan Fisik Tetap Dapat Berkomunikasi ?


Gangguan fisik pada anak dapat termasuk gangguan seperti gangguan ortopedik dan gangguan kejang-kejang. Anak-anak yang mengalami gangguan seperti ini, biasanya membutuhkan pendidikan khusus dan pelayanan khusus, sperti transportasi, terapi fisik, pelayanan kesehatan sekolah, dan pelayanan psikologi khusus.
            Gangguan ortopedik adalah gangguan yang biasanya berupa keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi.
            Tetapi, walaupun mereka mengalami gangguan fisik sperti ini, itu tidak menyebabkan komunikasi mereka terhambat. Dengan banyaknya perkembangan teknologi saat ini, itu sudah menjadi pendukung bagi anak-anak yang memiliki gangguan.
Seperti contoh, komputer. Komputer bisa membantu proses belajar anak yang terkena gangguan seperti ini. Pena dengan cahaya juga bisa digunakan sebagai penunjuk. Banyak anak yang menderita cerebral palsy bicaranya tidak jelas. Untuk anak seperti ini, synthesizer suara dan ucapan, papan komunikasi, serta peralatan talking notes dan page turners dapat meningkatkan kemampuan komunikasi anak-anak dengan gangguan seperti ini.


DAFTAR PUSTAKA
Santrock.,J.W.2008.Pikologi Pendidikan Edisi Kedua.Jakarta:Prenada Media Group

Selasa, 05 April 2011

Tugas Kelompok : Fenomena Pendidikan

Nama kelompok :
Reza Yoga Pratama (101301027)
Amelia Soesanto (101301045)
Cinthya Merdekawaty (101301111)

Apakah penyebaran pendidikan sudah merata sekarang ini??
Truz apakah orang tua berperan aktif dalam pendidikan anak???
Apa sih pengaruh ekonomi dalam dunia pendidikan??
Sangat banyak pertanyaan yang muncul menyangkut masalah pendidikan. Pendidikan dapat di pandang dari segala sisi, bahkan dari segi ekonomi pendidikan mempunyai arti tersendiri. Dari beberapa kasus yang terjadi di Indonesia, ada beberapa fenomena pendidikan yang dapat diangkat. Beberapa fenomena yang kami angkat adalah:

1. Distribusi Pendidikan : Kualitas Kota berbeda dengan Desa
Hal ini merupakan salah satu fenomena dalam dunia pendidikan. Mengapa ya Desa tidak pernah mengalahkan kualitas pendidikan di Kota??? Mungkin ini adalah hal yang tidak dipertanyakan oleh orang-orang, sebab di mata mereka itu adalah hal yang wajar. Tapi mereka tak pernah mempertanyakan mengapa itu bisa terjadi. Sebenarnya perbedaan kualitas pendidikan itu tampak dari lulusannya. Sangat jarang orang yang lulusan desa dapat mengalahkan orang yang merupakan lulusan dari kota. Kenapa ya hal itu bisa terjadi???
Pembahasan :
Ditinjau dari Psikologi Pendidikan, kita mengangkat mengenai teknologi informasi dan komunikasi. Berdasarkan hasil penelitian, jelas dikatakan bahwa teknologi jauh lebih pesat perkembangannya di kota dari pada desa. Padahal teknologi adalah hal yang sangat mendukung pendidikan. Hal ini lah yang menyebabkan adanya perbedaan kualitas desa dan kota.
Ditinjau dari pendidikan keluarga, secara umum orang yang memiliki keluarga berdomisili di kota memiliki pengetahuan yang lebih maju dari pada di desa. Jadi keluarga di kota lebih tau mengenai pendidikan daripada di desa. Hal ini juga di pengaruhi oleh lingkungan mereka, dimana desa terkesan masih menggunakan system tradisional, sehingga pemikirannya juga masih terikat pada tradisi.
Ditinjuau dari Teori Bimbingan Belajar, kita memandang bimbingan belajar sebagai pendidikan di luar sekolah. Berdasarkan hasil survey, tempat bimbingan belajar lebih banyak terdapat di kota daripada di desa. Di tambah lagi kualitas tempat bimbingan belajar di kota lebih unggul di sertai dengan program yang selalu up to date.

2. Walaupun ekonomi Terbatas, Masih banyak Juga siswa masuk ke PTS
Hal ini menjadi sebuah fenomena yang unik, karena walaupun ekonomi yang kurang, masih banyak juga orang yang masuk ke dalam PTS.
Pembahasan :
Di tinjau dari Psikologi Pendidikan, mengapa yah al itu bisa terjadi?? Biasanya orang yang masuk PTS dikarenakn tidak lulus pada PTN. Tapi bukannya lebih bagus menunggu kesempatan lain??? Ternyata jawabannya tidak. Dpandang dari sisi Psikologis, hal yang dapat kita angkat adalah Teori Motivasi, atau lebih Spesifik bisa digunakan Achievment-Motivation Theory. Walaupun gagal masuk PTN, tetapi mereka masih memuliki motivasi untuk melanjutkan jenjang pendidikan. Ternyata walaupun ekonomi terbatas, itu bukan dijadikan sebagai hambatan bagi mahasiswa PTS, melainkan menjadi motivasi bagi mereka untuk mencapai tujuan tertentu.
Di tinjau dari Pendidikan Keluarga, orang tua mana yang tidak pengen anaknya sukses??? Jawabannya pasti tidak ada. Ternyata bagi orang tua pendidikan anak adalah nomor 1. Dari sinilah mucul anggapan bahwa ekonomi bukanlah penghambat seseorang melanjutkan pendidikan walaupun itu di PTS, kareana banyak orang beranggapan walaupun Input ny besar, pasti outputnya akan sebanding.
Di tinjau dari pendidikan Bimbel, ternyata dalam bimbel sudah diajarkan teknik jika tidak tembus di PTN. Di dalamnya mereka memberikan motivasi-motivasi untuk masuk PTS jika tidak lulus PTN. Hal inilah yang menyebabkan kasus di atas marak terjadi.

3. Ekonomi Tinggi : Lebih mudah masuk PTN??
Fenomena tersebut dapat di pandang dari dua sisi, baik positif maupun negative. Di pandang dari sisi positive, dengan ekonomi yang tinggi, maka kualitas pendidikan pastilah tinggi. Tapi jika di pandang dari sisi negative, dengan ekonomi yang tinggi, hokum rimba menjadi di berlakukan.
Pembahasan :
Di tinjau dari Psikologi Pendidikan, kelompok kami tetap berfokus pada teknologi Informasi. Semakin tinggi ekonomi seseorang itu, maka semakin besar juga kemungkinan di bisa meningkatkan kualitas pendidikan, serta meningkat pula kesempatan masuk ke perguruan tinggi. Berbeda dengan yang memiliki ekonomi rendah, untuk mencari makan saja kadang susah, apalagi masuk ke perguruan tinggi.
Di Tinjau dari Pendidikan Keluarga, orang yang berekonomi tinggi biasanya mengupayakan anak mereka untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi pula. Tapi keluarga dengan ekonomi rendah biasanya anak di suruh bekerja.
Di tinjau dari pendidikan Bimbel, orang dengan ekonomi tinggi memiliki kesempatan yang tinggi untuk mengikuti kegiatan pengajaran di luar sekolah, tapi sebaliknya.

Sumber : http://www.biangkeladi.com/ibu-anak/12758-10-fenomena-pendidikan-di-indonesia.html

Senin, 14 Maret 2011

Apakah Efektif Jika Diterapkan Sistem Pengelompokan Kemampuan Antarkelas ?

Pengelompokan kemampuan antarkelas adalah pengelompokan murid berdasarkan kemampuan atau prestasi mereka. Pengelompokan ini diyakini bisa mengelompokkan rentang keahlian dalam kelompok murid, sehingga memudahkan guru untuk mengajar. Pengelompokan kemampuan juga diyakini bisa mencegah murid yang kurang mampu untuk masuk ke kelompok murid yang lebih mampu.

Tetapi, pengkritik pendekatan ini mengatakan bahwa cara ini menstigmatisasi murid yang masuk ke kelompok kelas lemah. Para pengkritik juga mengatakan bahwa kelas lemah kerap diajarkan oleh guru yang kurang berpengalaman, sedikit sumber daya, dan ekspektasi rendah. Dengan demikian, pengelompokan ini sebenarnya mengulang kembali segregasi atau pemisahan didalam sekolah. Para penentang pendekatan ini juga mengatakan bahwa murid rata-rata dan di atas rata-rata tidak mendapat manfaat substansial apabila dikelompokkan bersama-sama.

Dalam riset dibuktikan bahwa pengelompokan ini mengganggu prestasi murid kelas lemah (jalur lambat). Namun, pengelompokan tampaknya bermanfaat bagi mahasiswa jalur cepat (seperti dalam program anak berbakat atau kelas unggulan).



DAFTAR PUSTAKA
Santrock.,J.W.2008.Pikologi Pendidikan Edisi Kedua.Jakarta:Prenada Media Group

Pendapat mengenai perkuliahan pada tanggal 8 Maret 2011

Pada kesempatan kuliah ini, dosen pengampu memperkenalkan satu informasi baru yang luar biasa yaitu Johari Windows, yang memang belum pernah saya dengar sebelumnya.

Pada kesempatan ini kami juga menggunakan teknik belajar learned-centered. Kami(saya dan kelompok) menilai sifat satu sama lain. Dan setelah itu, kami membahasnya menggunakan teori psikologi dan motivasi terkait.

Kami, membahasnya menggunakan 2 teori, yaitu Teori Piaget dan Pendekatan Behaviorisme.
Dalam teori Piaget ini, terjadi prosen yang disebut akomodasi, yaitu suatu proses mental yang terjadi ketika anak menyesuaikan diri dengan informasi baru. Dalam teori Piaget ini, ada satu hal yang penting, yaitu skema. Skema adalah sebuah konsep atau kerangka yang eksis di dalam pikiran seseorang yang dipakai untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi. Kami menggunakan teori ini karena sebelum kita menilai sifat seseorang, pasti sudah tertanam suatu skema mengenai orang tersebut. Dan saat kita menilainya, pasti sudah ada terjadi proses akomodasi antara kita dan orang tersebut. Saat kita menyesuaikan diri dengan orang tersebut, maka kita dapat menilai sifat-sifatnya dan membuktikan skema kita terhadap orang tersebut.

Pendekatan Behaviorisme adalah suatu pandangan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diobservasi. Pendekataan Behaviorisem ini digunakan saat memandang sifat seseorang dari perilaku yang ditunjukkannya, bukan dari proses mentalnya. Jadi, saat kita menilai sifat orang lain, kita menilai dari perilaku-perilaku yang tampak dan dapat dilihat secara langsung, bukan dari proses mentalnya, yaitu pikiran, perasaan, dan motif yang tak dapat diobservasi oleh orang lain.



DAFTAR PUSTAKA
Santrock.,J.W.2008.Pikologi Pendidikan Edisi Kedua.Jakarta:Prenada Media Group

Rabu, 09 Maret 2011

Seni Lukis Bibir yang Unik dan Lucu


Sebuah karya seni yang indah selalu hadir tanpa batasan. Bahkan kadang bisa membuat orang yang melihat nya terdiam karena takjub dengan hasil seni yang menakjubkan.

Kita pasti sering melihat seni lukis dengan media tubuh manusia. Dan karya seni yang satu ini lahir pada media bibir manusia.










keren kan ?


Senin, 07 Maret 2011

Sebesar apakah pengaruh motivasi bagi anak ?



Motivasi sangat penting dalam proses belajar anak. Karena dengan adanya motivasi, anak lebih terfokus pada tujuannya. Perspektif behavioral lebih menekankan arti motivasi ekstrinsik daripada motivasi instrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik ini sering dipengaruhi oleh insentif eksternal,seperti imbalan atau hukuman. Jadi, jika anak belajar dengan dipengaruhi oleh motivasi ekstrinsik ini, anak melakukan sesuatu didasarkan oleh apa imbalan atau hukuman yang akan diterimanya.
Sedangkan pendekatan kognitif dan humanistis lebih menekankan pada arti penting dari motivasi instrinsik dalam prestasi. Motivasi instrintik ini sendiri adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Contohnya, anak belajar suatu mata pelajaran karena memang ia menyenangi pelajaran itu.
Jadi,motivasi sangat penting dan berpengaruh pada proses maupun cara anak belajar.

DAFTAR PUSTAKA
Santrock.,J.W.2008.Pikologi Pendidikan Edisi Kedua.Jakarta:Prenada Media Group