Senin, 23 September 2013

Penemuan Neuron Cermin dan Contohnya dalam Kehidupan


CINTHYA MERDEKAWATY

101301111


            Seperti dalam buku Learning and Instruction karangan Gredler, riset pada manusia mengindikasikan bahwa otak manusia memiliki lebih dari satu sistem neuron yang khusus memahami tindakan orang lain dan niat serta emosi mereka.

            Pertama, neuron cermin diaktifkan oleh pengamatan dan pelaksanaan tindakan, tetapi tidak oleh pengamatan objek saja. Kedua, studi mengindikasikan bahwa neuron cermin menyala saat merespon baik melalui tindakan maupun suara. Ketiga, neuron cermin diaktifkan baik oleh video yang memperlihatkan tindakan maupun video yang memperlihatkan suatu “niat” akan melakukan sesuatu. Keempat, studi mengindikasikan aktivasi neuron cermin terlihat saat subjek melihat tayangan klip video orang yang mengekspresikan rasa senang atau tidak senang, atau mengekspresikan emosi apapun yang mereka rasakan.

            Dalam kehidupan sehari-hari, secara tidak sadar kita telah melakukan seperti pada riset diatas. Misalnya saja pengalaman saya belajar memasak. Seperti pada riset pertama, ketika saya belajar mengiris bawang secara benar, saya tidak hanya mengamati bawang dan pisau yang saat itu akan saya gunakan sebagai objek, tetapi saya melihat dan mengamati bagaimana ibu saya mengiris bawang yang selanjutnya saya tiru. Kedua, misalnya saat saya hendak menggoreng sesuatu, saya belajar bagaimana menggoreng yang benar tidak hanya melalui pengamatan saya kepada tindakan, tetapi juga melalui suara. Ketika saya hendak menggoreng sesuatu, apabila muncul suara ibu saya mengatakan, “apinya kebesaran”, maka saat itu neuron cermin menyala dan menimbulkan respon, misalnya saya mengecilkan apinya. Ketiga, ketika saya belajar memasak, aktivasi neuron cermin juga terjadi ketika melihat suatu tayangan video. Saya sering menonton acara memasak yang disiarkan di televisi. Melalui video tersebut, saya belajar memahami dan meniru bagaimana cara memasak yang benar. Hal ini juga berhubungan dengan riset yang keempat. Ketika tayangan video dari televisi menayangkan ekspresi yang ditimbulkan oleh model dalam video, hal itu juga membuat aktivasi neuron cermin terjadi. Misalnya ketika masakan telah selesai, ekspresi yang ditimbulkan oleh model dalam video juga memancing saya dalam menilai masakan tersebut. Walaupun saya tidak dapat secara langsung merasakan masakan tersebut, ketika saya melihat ekspresi senang yang ditunjukkan oleh model, saya merasa bahwa masakan tersebut enak. hehehe

Testimoni Kuliah Online dan Diskusi Kelompok Online


CINTHYA MERDEKAWATY

101301111
 

            Kali ini saya hendak menyampaikan testimoni saya mengenai keikutsertaan saya pada kuliah online dan diskusi kelompok online pada kuliah Psikologi Belajar. Awal dosen pengampu memberi info akan dilaksanakannya kuliah online, saya antusias karena terakhir kali saya ikut serta kuliah online seperti ini sekitar dua tahun yang lalu. Menurut saya, kuliah online membuat saya lebih enjoy menjalaninya karena tidak terkekang dalam suasana kelas yang serius. Saat kuliah online kemarin (19 September 2013), saya juga menikmatinya karena selama proses kuliah online berlangsung saya rasa cukup efektif dengan sistem diskusi yang berjalan.

            Ketika dosen pengampu memberi instruksi apa yang harus kami, mahasiswa lakukan, saya langsung berpikir cepat dan tanpa disadari rasanya saya ingin merespon instruksi tersebut dengan cepat. Tetapi, sebelum saya merespon, respon dari teman-teman yang lain sudah bermunculan. Diantara respon-respon mereka, ada respon yang saya rasa tidak sesuai dengan instruksi yang diminta oleh dosen pengampu. Dari situ dapat dilihat bahwa saya dan teman-teman memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap instruksi yang diberikan oleh dosen pengampu, walaupun instruksi yang diberikan sama.

            Karena muncul respon yang kurang sesuai, oleh karena itu dosen pengampu memberi instruksi lanjutan, untuk lebih memperjelas instruksi yang telah diberikan sebelumnya. Berdasarkan hal yang terjadi ini, jika ditinjau melalui teori belajar Gestalt, ada beberapa hal yang dapat dilihat. Mahasiswa sebagai individu memiliki persepsi mengenai suatu stimulus dari lingkungan (dalam hal ini instruksi dari dosen pengampu) yang belum tentu sama dengan mahasiswa (individu) lainnya. Individu juga melihat lingkungannya secara keseluruhan. Oleh karena itu, ketika dosen pengampu memberi instruksi lanjutan, maka mahasiswa melihat instruksi-instruksi tersebut sebagai sesuatu yang satu, sebagai kesatuan yang dilihat secara keseluruhan. Ketika stimulus berulang tersebut, maka diharapkan mahasiswa akan memunculkan respon yang diharapkan oleh dosen pengampu.

            Begitu juga halnya ketika kami melakukan diskusi kelompok secara online. Kami terlebih dahulu membaca kembali instruksi yang sebelumnya diberikan oleh dosen pengampu, dan menyamakan persepsi kami untuk dapat melaksanakan diskusi. Ketika persepsi terhadap instruksi telah kami sepakati, maka diskusi kami lakukan dan dapat terlaksana dengan lancar.

Minggu, 15 September 2013

Albert Bandura


Nama Kelompok :

            Riri Amaliah                            10-003

            Cinthya Merdekawaty                        10-111

            Fitri Khairani                           10-115

            Laili Islami                              11-020

            Agnes Crista                           11-124

            Eva Brahmana                         11-126

            Afif Handri                             12-010

Nama Tokoh : Albert Bandura

1.    Alasan memilih tokoh Albert Bandura

Riri : karena mengetahui beberapa teori Bandura.

Cinthya : karena perilaku anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan.

Fitri : karena anak pertama sekali belajar dari lingkungan.

Laili : karena kebanyakan individu belajar melalui lingkungannya walaupun dipengaruhi fungsi kognitif.

Agnes : karena lingkungan sosial paling banyak memberi kesempatan memperoleh keterampilan, kemampuan melalui observasi model perilaku.

Eva : karena belajar banyak melalui orang lain dan lingkungan.

Afif : karena Bandura adalah teori belajar yang paling mudah dilihat, namun juga mencakup aspek-aspek teori belajar yang lain. Hal ini disebabkan oleh imitative learning.

 

2.    3 komponen utama teori Bandura

·      Modelling

·      Konsekuensi

·      Proses kognitif

 

3.    Kaitan antara teori Bandura dengan keyakinan umum filsafat konstrutivis-sosial.

·      Definisi pengetahuan : misalkan seorang individu yang ingin menggunakan bulu mata seperti Syahrini, ketika digunakan individu tersebut mendapat pujian. Pujian tersebut adalah bentuk produk sumber pengetahuan bagi individu tersebut bahwa menggunakan bulu mata akan mendapat pujian.

·      Definisi belajar : proses kognitif yang terjadi saat proses monitoring, apakah sesuai dengan komunitas, baik atau tidak meniru perilaku tertentu, disana terjadi proses belajar pada diri individu tersebut.

·      Lokus belajar : lokus belajar yaitu pikiran yang tidak sekedar diperoleh oleh individu yang melakukan modelling, jadi hasil belajar dipengaruhi oleh masyarakat.

Senin, 09 September 2013

Postingan 1 Psikologi Belajar



NAMA            : CINTHYA MERDEKAWATY
NIM                : 101301111
POSTINGAN 1, BAB 1

BELAJAR DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

            Sebagai seorang manusia yang terus tumbuh dan berkembang pastilah manusia selalu belajar. Sadar atau tidak sadar, manusia terus belajar mengenai apapun yang terjadi dan yang dialaminya sehari-hari. Menurut Gredler, studi belajar bukanlah sekadar latihan akademik, ia adalah aspek penting baik bagi individu maupun masyarakat. Ada beberapa aspek tersebut yang jika dilihat selalu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
            Pertama, belajar dapat menjelaskan tentang pemerolehan berbagai kemampuan dan keterampilan. Seperti keseharian kita, dari kecil kita selalu mengembangkan kemampuan dan keterampilan kita melalui proses belajar. Contohnya, dalam mengembangkan keterampilan dalam segi seni. Saat SD dulu, seni menggambar, seni musik kita perlajari melalui proses belajar. Pertama, kita diajar bagaimana not-not dasar, cara mewarnai yang benar, dan lain-lain.
            Kedua, belajar adalah penting bagi masyarakat. Dalam mempelajari nilai, sikap, etika bermasyarakat juga didapatkan melalui proses belajar. Kita mempelajari hal-hal tersebut melalui orang lain, seperti orang tua, guru, dan lingkungan sekitar. Menurut Gredler dalam bukunya, belajar juga merupakan basis untuk kemajuan masyarakat di masa depan. Melalui proses belajar, ilmu pengetahuan yang ada di dunia terus berkembang dan maju. Jika manusia tidak terus belajar, mungkin saja kehidupan masih seperti jaman purba, tidak ada teknologi dan hal-hal majju lainnya.
            Jika ditinjau melalui perspektif psikologi tentang faktor-faktor utama dalam belajar, ada beberapa faktor yang dijabarkan. Faktor-faktor tersebut adalah behavioris, kognitif, interaksionis, dan perkembangan interaksionis. Semua faktor tersebut berperan langsung kepada kita selama kita mengikuti proses belajar tersebut.
            Contohnya, dalam proses belajar aturan atau norma-norma tertentu, secara sadar atau tidak sadar kita menerapkan perspektif-perspektif tersebut. Misalnya dalam menerapkan aturan berpakaian di fakultas psikologi USU, jika ada mahasiswa yang melanggar aturan tersebut maka akan diberi hukuman oleh dosen atau pihak yang bersangkutan. Hukuman dapat berupa bentuk dikeluarkan dari kelas dan tidak dapat mengikuti perkuliahan. Penerapan model hukuman tersebut adalah penerapan perspektif behavioris.
            Oleh karena itu, apapun yang manusia jalani dan alami selama kehidupannya, selalu ada proses belajar yang dijalaninya. Sesungguhnya belajar adalah suatu proses yang selalu dijalani oleh manusia demi kelancaran dan kebaikan manusia itu sendiri.