Minggu, 27 Februari 2011

Benarkah penerapan pertanyaan esensial kepada murid ?


Pertanyaan esensial adalah pertanyaan yang merefleksikan inti dari kurikulum, hal paling penting yang harus dieksplorasi dan dipelajari oleh murid (Jacobs, 1997).
            Guru dapat menyuruh murid membuat sendiri pertanyaan-pertanyaan esensial sebelum mereka masuk ke topik pembelajarannya. Ini berguna karena topik-topik pembelajaran yang membosankan dapat berubah menjadi pelajaran yang menyenangkan.
            Dengan menerapkan hal ini, selain membuat pelajaran menjadi tidak membosankan, juga dapat melatih kreativitas murid dalam memecahkan teka-teki dari pertanyaan-pertanyaan mereka.
            Tanpa disadari oleh murid, sistem pertanyaan esensial ini juga membuat murid-murid seperti sedang bersenang-senang. Padahal, dengan adanya pertanyaan-pertanyaan esensial, mereka ditujukan kepada topik pelajaran yang sesungguhnya.
            Jadi, menurut saya sangatlah penting dan berguna penerapan pertanyaan esensial ini benar-benar diterapkan dengan sungguh-sungguh.

DAFTAR PUSTAKA
Santrock.,J.W.2008.Pikologi Pendidikan Edisi Kedua.Jakarta:Prenada Media Group

Minggu, 20 Februari 2011

Upin & Ipin, Ini Baru Tontonan …


Upin & Ipin, dua tokoh kakak beradik yang lucu dan menggemaskan. Dari namanya saja menggelikan, ditambah dengan tingkah mereka yang lucu dan unik. Upin & Ipin bukan hanya sekedar kartun yang dapat membuat kita tertawa, tetapi ada nilai edukasi didalamnya yang dapat kita ambil.
            Jika ditinjau dari psikologi pendidikan, kartun Upin & Ipin ini sangatlah membantu proses pembelajaran murid, khususnya bagi murid penderita ketidakmampuan kelumpuhan. Individuals with Disabilities Education Act (IDEA), termasuk amandemennya pada 1997, menyatakan bahwa perangkat teknologi bisa disediakan untuk murid penderita ketidakmampuan demi memastikan pendidikan yang gratis dan tepat (Male, 2003).
            Dengan adanya kartun Upin & Ipin ini, murid penderita ketidakmampuan juga dapat belajar hanya dari menonton kartun Upin & Ipin ini. Apalagi dalam episode Upin & Ipin geng "Pengembaraan Bermula” ini, banyak pembelajaran dan nilai edukasi didalamnya. Seperti, bagaimana mereka menyayangi binatang, bagaimana mereka berani menghadapi hutan ditengah hutan yang gelap, bagaimana mereka menghadapi semua persoalan dengan berpikir positif.
Nilai edukasi yang dapat kita ambil bukan hanya dari kartunnya saja, tetapi juga dari proses pembuatan kartun itu sendiri. Pembuat kartun ini adalah orang-orang yang masih muda. Ini membuktikan bahwa anak-anak muda juga dapat membuat hal yang luar biasa, asalkan ada kemauan dan ketekunan.
Pembuat kartun ini menggunakan alat teknologi yang dapat membantu kelancaran pembuatan kartun Upin & Ipin ini. Mereka juga kompak selama proses pembuatan kartun ini.
Oleh karena itu, banyak sekali yang dapat kita ambil dan kita contoh dari kartun Upin & Ipin ini.

DAFTAR PUSTAKA
Santrock.,J.W.2008.Pikologi Pendidikan Edisi Kedua.Jakarta:Prenada Media Group

Selasa, 15 Februari 2011

Apakah Penerapan Instruksi Langsung Efektif untuk Digunakan ?


Instruksi langung hanya terfokus pada aktivitas akademik mmurid. Seperti pemberian arahan dan kontrol oleh guru, ekspektasi guru yang tinggi atas kemajuan murid, memaksimalisasi waktu yang dihabiskkan murid untuk tugas-tugas akademik, dan usaha guru untuk meminimalkan pengaruh-pengaruh negatif terhadap murid.
            Sedangkan materi-materi non-akademik seperti game dan teka-teki, tidak terlalu diperhatikan dan cenderung tidak dipakai. Interaksi antar murid dan guru seperti percakapan atau perhatian tentang diri atau pribadi, juga tidak begitu ditekankan.
            Padahal, hal-hal seperti itu juga dapat membantu meningkatkan prestasi murid. Tentu saja game dan teka-teki yang digunakan adalah game dan teka-teki yang beredukasi dan tidak menimbulkan pengaruh-pengaruh negatif  terhadap murid.
            Jadi, menurut saya, tidak terlalu efektif penggunaan instruksi langsung diterapkan dalam pendidikan.
           
DAFTAR PUSTAKA
Santrock.,J.W.2008.Pikologi Pendidikan Edisi Kedua.Jakarta:Prenada Media Group

Kamis, 10 Februari 2011

Tugas Kelompok I

Nama kelompok :

Bagaimana pandangan dan penilaian kelompok sehubungan dengan kewajiban setiap mahasiswa yang mengikuti mata kuliah psikologi pendidikan 3 sks harus memiliki e-mail dan blog di tinjau dari uraian psikologi pendidikan dan fenomena pendidikan di indonesia, medan khususnya.

Menurut pandangan dan penilaian kelompok kami, mahasiswa yang mengikuti mata kuliah psikologi pendidikan diwajibkan untuk memiliki e-mail dan blog pribadi adalah hal yang baik., karena dapat membantu mahasiswa untuk berkomunikasi dan membantu pengerjaan tugas. 
Jika ditinjau dari segi psikologi pendidikan, pengerjaan tugas melalui e-mail ataupun blog membantu peningkatan penggunaan teknologi pendidikan itu sendiri. Mahasiswa yang mungkin dulunya tidak pernah menyentuh e-mail ataupun blog, dapat dikatakan jauh dari dunia teknologi, sehingga dengan adanya tugas yang mengharuskan e-mail dan blog ini, akan mendapatkan pengetahuan lebih mengenai teknologi. Karena teknologi sendiri tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan.

Selain itu, e-mail dan blog juga dapat membangun kreativitas mahasiswa. Karena, dengan adanya penggunaan blog dalam pengerjaan tugas, mahasiswa dapat mengembangkan ide-idenya dalam hal tulis-menulis. Manfaat positif lainnya dalam menggunakan e-mail dan blog adalah dapat mengurangi global warming. Karena dapat mengurangi penggunaan kertas.

Fenomena yang sarat di kehidupan sekarang ini adalah sekarang ini banyak user yang memiliki email tapi pada kenyataannya mereka tak menyadari bahwa mereka memilikinya. Hal ini menunjukkan kurangnya efektivifitas teknologi dalam kehidupan sehari-hari. 

Jadi, penggunaan e-mail dan blog dalam pendidikan sangat banyak manfaatnya. Dan sangat efektif untuk diterapkan dalam dunia pendidikan.


DAFTAR PUSTAKA
Santrock.,J.W.2008.Pikologi Pendidikan Edisi Kedua.Jakarta:Prenada Media Group
urid penderita ketidakmampuan juga dapat belajar hanya dari menonton kartun Upin & Ipin ini. apa

Minggu, 06 Februari 2011

Bagaimana solusi terbaik untuk membantu pelajar miskin dalam berkembangnya teknologi ?




Anak-anak yang berasal dari kelas ekonomi menengah ke bawah,apalagi yang berasal dari daerah pedalaman yang buta akan teknologi,pasti mengalami keterbatasan dalam menjangkau ilmu menggunakan teknologi.Hal ini sungguh disayangkan.Solusi yang mungkin dapat dilakukan adalah membantu menyediakan media-media pembelajaran sehingga tidak adanya perbedaan antar semua kalangan.Solusi lain dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi sebagai alat untuk menyediakan kesempatan pembelajaran yang aktif dan konstruktif untuk semua pelajar dari semua latar belakang gender,etnis,dan kultural.Dan mungkin masih banyak solusi-solusi lainnya yang dapat dilakukan.

Daftar Pustaka
Santrock,J.W.2010.Psikologi Pendidikan Ed.2.Jakarta:Kencana