Model
ekspektansi nilai adalah salah satu pendekatan untuk studi motivasi dalam latar
yang berkaitan dengan prestasi. Model ini memandang ekspektasi dan nilai
sebagai kognitif ketimbang motivasional. Mereka juga berpengaruh langsung
terhadap perilaku yang terkait prestasi. Model ini mengidentifikasi lima
perilaku yang terkait prestasi, yaitu pilihan kegigihan, tingkat usaha, keterlibatan
kognitif, dan kinerja aktual. Jadi, dapat disimpulkan bahwa nilai juga
mempengaruhi seseorang dalam memilih sesuatu.
Nilai
tugas pada model ekspektasi nilai ini memiliki 4 komponen, yaitu nilai
pencapaian, nilai instrinsik, nilai kemanfaatan, dan biaya. Nilai pencapaian
adalah arti penting melakukan yang terbaik dalam bidang studi atau pelajaran
tertentu. Nilai instrinsik adalah kesenangan siswa dalam melakukan tugas dengan
baik atau minat subjektif siswa. Nilai kemanfaatan adalah kegunaan pelajaran
atau bidang studi bagi anak. Dan biaya adalah sejauh mana pemilihan untuk terlibat
dalam suatu aktivitas, membatasi kesempatan untuk berpartisipasi dalam
aktivitas lain.
Berdasarkan
teori ini, saya mengaitkan perilaku saya dalam memilih jurusan psikologi
sebagai bidang ilmu yang ingin saya dalami. Keempat komponen nilai tersebut
mempengaruhi keputusan saya untuk akhirnya memilih psikologi. Tetapi, dari
keempat komponen nilai tersebut, komponen nilai yang paling dominan
mempengaruhi saya adalah nilai instrinsik. Sejak SMA, saya senang membaca
buku-buku mengenai manusia, kehidupan anak, dan sebagainya. Selain itu, karena
kebetulan kakak saya adalah juga mahasiswa psikologi, saya sering melihat
buku-buku kuliah dan mendengar ceritanya sehingga saya semakin tertarik pada
psikologi. Dalam hal ini, nilai instrinsik yaitu kesenangan siswa adalah nilai
yang berperan disini, sehingga muncul perilaku yang terkait prestasi, yaitu
memilih jurusan di bangku kuliah.
Selain
itu, perilaku saya memilih jurusan psikologi juga dapat ditinjau dari teori
peran reaksi emosional dari teori atribusi. Seperti yang dijelaskan pada
halaman 489 dan 490, individu yang mengalami apati, pengunduran diri, dan
perasaan tidak kompeten akan berhenti mencoba menghadapi situasi yang berkaitan
dengan pencapaian tertentu. Sedangkan orang yang merasa bersyukur dan lapang
dada akan termotivasi untuk mengekspresikan rasa syukurnya. Individu yang
merasakan perasaan kompetensi akan mendekati situasi prestasi dengan percaya
diri.
Saat
mendaftar tes masuk PTN, saya sempat tidak lulus. Tetapi saya tetap yakin dan
terus mencoba sambil berlapang dada hingga akhirnya saya lulus dan masuk
jurusan sesuai dengan yang saya pilih yaitu psikologi. Disini dapat dilihat
bahwa reaksi emosional saya ikut berperan dalam keputusan saya untuk tetap
gigih mencoba masuk psikologi ataupun tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar